tag:blogger.com,1999:blog-58897522329343321082024-03-05T00:57:32.540-08:00sumpah pemudaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/06856720216644198670noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-5889752232934332108.post-38757643544619223122012-10-24T18:17:00.002-07:002012-10-24T18:17:28.430-07:00Pahlawan Sumpah Pemuda<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost"><b>Sejarah Hari Sumpah Pemuda</b> Tanggal 28 oktober 1928, sebagai tanggal yang dijadikan <b>Hari Sumpah Pemuda</b>.
<b>Sumpah Pemuda</b> merupakan bukti otentik bahwa Bangsa Indonesia telah
lahir. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas.
Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan
panjang-lebar oleh Moehammad Yamin.<br />
<br />
<b>Sejarah Hari Sumpah Pemuda</b><br />
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang
beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres
dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali
rapat.</span><br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5889752232934332108" name="more"></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung
Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan
Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap
kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para
pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan
hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa
memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat,
pendidikan, dan kemauan<br />
<br />
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop,
membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan
di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.<br />
<br />
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat
Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi
selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan
kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan
kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal
yang dibutuhkan dalam perjuangan.<br />
<br />
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage
Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas
saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat
meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan
hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan
sebagai Sumpah Setia.<br />
<br />
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil
organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong
Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten
Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir
pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay
Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini
tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka.
Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong
Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di
Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah
Pemuda Keturunan Arab.<br />
<br />
Johanna Masdani Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam
Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah
Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat
Raya no. 106 Jakarta Pusat.<br />
<br />
Johanna Masdani Tumbuan menjadi seorang saksi sejarah detik-detik
Proklamasi Indonesia yang dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada
17 Agustus 1945. Johanna Masdani Tumbuan juga ikut serta menyusun konsep
pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di
Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini
kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun
1980-an. Baca juga pada Sejarah Perjuangan Pemuda Indonesia dan Sumpah
Pemuda oleh David DS Lumoindong.<br />
<br />
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda,
adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok
Liong.<br />
<br />
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973
dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973
sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung
Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.<br />
<br />
<b>Sejarah Hari Sumpah Pemuda</b> ini diambil sepenuhnya dari situs <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda" rel="nofollow"">http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda</a>, Semoga dapat bermanfaat Buat teman-teman, Terimakasih. </span></div>
Description: <span itemprop="description">Sejarah Hari Sumpah Pemuda</span>
Rating: <span itemprop="rating">4.5</span>
Reviewer: <span itemprop="reviewer">Dadang Supriadi</span>
ItemReviewed: <span itemprop="itemreviewed">Sejarah Hari Sumpah Pemuda</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06856720216644198670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5889752232934332108.post-14796603180267449692012-10-24T18:13:00.002-07:002012-10-24T18:13:26.232-07:00Kongres Pemuda II <b>Kongres Pemuda II</b> <br />
Gagasan penyelenggaraan Kongres <b>Pemuda </b>Kedua berasal dari
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda
yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI,
kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga
kali rapat.
<br />
<div align="justify">
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung <b>Katholieke Jongenlingen Bond</b>
(KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, ketua PPI Soegondo
Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan
dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad
Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada
lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah,
bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan<br />
<br />
Rapat kedua, Minggu, <span style="color: black;"><span style="color: black;"><a href="http://dangstars.blogspot.com/"><b>28 Oktober 1928</b></a></span>,
di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua
pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa
anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan
antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik
secara demokratis.</span>
</div>
<div align="justify">
Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan
demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan,
gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri,
hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.<br />
</div>
<div align="justify">
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu <b>“Indonesia Raya”</b> karya <b>Wage Rudolf Supratman</b>.
Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres.
Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para
pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Peserta</b> <br />
Para peserta Kongres <b>Pemuda</b> II ini berasal dari berbagai wakil
organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong
Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten
Bond, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa
sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio
Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong
Sumatranen Bond.<br />
</div>
<div align="justify">
<b>Museum</b> <br />
Di Gedung Sekretariat PPI di Jalan Kramat Raya 106, tempat diputuskannya
rencana Kongres Pemuda Kedua saat ini dijadikan Museum Sumpah Pemuda.<br />
</div>
<div align="center">
</div>
<div align="center">
<span style="color: black;"><a href="http://dangstars.blogspot.com/"><b>Memaknai Hari Sumpah Pemuda</b></a></span></div>
<div align="justify">
<b>HARI SUMPAH</b> <b>Pemuda</b>, yang diikrarkan para <b>pemuda </b>yang
tergabung dalam berbagai ‘joung’ pada 28 Oktober 1928 ikut menandai
sejarah perjalanan bangsa ini.Semangat baru ini dikobarkan para pemuda
di tengah masa penjajahan. Tujuannya satu, mencapai cita-cita
kemerdekaan Sumpah Pemuda, Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 dan
Proklamasi <b>17 Agustus 1945</b> adalah “benang merah” sejarah perjuangan untuk mencapai Indonesia yang berdaulat.<br />
</div>
<div align="justify">
Aneka peristiwa mewarnai pejuangan tiga tonggak sejarah itu. Antara
periode tersebut selalu ditandai dengan semangat perjuangan dengan
mendepankan persatuan, kesatuan dan tujuan kemerdekaan. Pada saat itu,
orang berbicara tentang pentingnya kesatuan, karena melihat kondisi
kehidupan masyarakat terpecah-pecah oleh kolonialisme Belanda. Saat
dicetuskan, Sumpah Pemuda didasari keinginan memiliki satu bangsa, satu
bahasa dan tanah air. Tak ada tercetus niat membentuk satu negara,
karena penjajahan menjadikan niat ini sebagai satu hal “tabu” dan
terlarang.<br />
</div>
<div align="justify">
Ketika akhirnya terbentuk negara Indonesia pada 1945, kemudian putaran
sejarah hingga 1949, nasionalis dan patriotisme kita sangat tinggi.
Lalu, saat memasuki 1950-1959 , era dan semangatnya sudah berbeda.
Pada masa ini kita mengalami krisis kesatuan dan kebangsaan. Inilah era,
yang dalam bentangan sejarah bangsa disebut masa demokrasi-liberal. Ini
ditandai dengan berbagai pemberontakan daerah dan mengakar kuatnya
partai politik. Lalu, ada masa-masa yang dilalui dari era demokrasi
terpimpin, orde baru hingga reformasi. Rentang waktu sejarah perjalanan
bangsa Indonesia sudah cukup panjang.<br />
</div>
<div align="justify">
Saat kini, kita merenungi kembali makna <b>Sumpah Pemuda</b> dengan jiwa
dan semangat kebangsaan serta keinginan bersatu yang tinggi. Tapi,
apakah ikatan kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini perlu
jadi renungan para tokoh bangsa. Ketika tanah air ini aman-aman saja,
apakah semangat nasional jadi luntur, semangat kebangsaan ikut memudar?<br />
</div>
<div align="justify">
Demokrasi yang kita jalani sekarang bisa memberikan berbagai dampak
positif dan negatif, apabila tak diikuti dengan kesadaran semangat
kebangsaan yang tinggi. Tentu saja demokratisasi tidak membuat kita
terpecah. Mungkin, terpecah dalam suatu pandangan dan sikap politik,
jangan sampai merembes pada rasa nasionalisme dan kebangsaan.<br />
</div>
<div align="justify">
Tidak ada demokrasi tanpa nasionalisme. Juga sebaliknya. Apakah bisa
demokrasi menguat saat nasionalisme akan luntur? Nasionalisme dan
kebangsaan kita tempatkan pada satu posisi, demi keutuhan bangsa dan
negara. Demokratisasi kita jadikan alat perjuangan untuk memujudkan
harapan-harapan yang dicitakan untuk mencapai kemakmuran.<br />
</div>
<div align="justify">
Semangat dan jiwa <b>Sumpah Pemuda</b> perlu digelorakan kembali dalam
jiwa kaum muda sekarang. Masa depan bangsa ini terletak pada etos kerja
dan semangat kaum muda. Dalam sejarah bangsa manapun di dunia kaum muda
tetap menduduki posisi penting pada setiap perubahan tatanan sosial. Ini
juga terjadi di Indonesia.<br />
</div>
<div align="justify">
Arah dan perjuangan bangsa terletak pada sikap kritis dari kaum muda.
Perbaikan keadaan yang buruk tertumpu pada kaum muda. Akan lebih tragis
jika kaum muda terpengaruh dan menuruti jejak keadaan bangsa yang
memburuk. Ini tak kita kehendaki. Kaum muda adalah harapan seluruh
warga, sama dengan harapan di masa lalu, saat Sumpah Pemuda
dikumandangkan. Gelora dan semangat kaum muda juga dituntut di masa
sekarang, tapi dalam bentuk lain, dengan tujuan memperbaiki kondisi
ekonomi bangsa dan menyejahterakan rakyat. Berbagai <span style="color: black;"><span style="color: black;"><a href="http://dangstars.blogspot.com/">Sumber</a> .</span></span>
</div>
<div align="center">
<b>Ayo Bangkit dan Berjuang Mengharumkan Nama Indonesia Wahai Pemuda Indonesia!!!</b></div>
<div align="justify">
</div>
Description: <span itemprop="description">Memaknai Memperingati Hari Sumpah Pemuda</span>
Rating: <span itemprop="rating">4.5</span>
Reviewer: <span itemprop="reviewer">Dadang Supriadi</span>
ItemReviewed: <span itemprop="itemreviewed">Memaknai Memperingati Hari Sumpah Pemuda</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06856720216644198670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5889752232934332108.post-74605407662782746882012-10-24T18:00:00.002-07:002012-10-24T18:00:57.725-07:00Sejarah Awal Sumpah Pemuda 1928<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">SUMPAH
Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan pemuda pemudi Indonesia
pada Kongres Pemuda II. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda II
berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres
dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam beberapa
sesi. Rapat pertama dilaksanakan pada 27 Oktober 1928 di Gedung
Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng, Jakarta. Dalam
sambutannya, Ketua PPI Soegondo berharap penyelenggaraan kongres ini
dapat memperkuat semangat persatuan para pemuda.</span></span><br /><span style="font-size: 100%;"><span class="fullpost" style="font-family: arial;"></span></span><br /><span style="font-size: 100%;"><span class="fullpost" style="font-family: arial;">Kemudian
dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan
persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa
memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat,
pendidikan, dan kemauan. Rapat kedua dilaksanakan pada 28 Oktober 1928,
di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan agenda membahas masalah pendidikan.
Pada sesi berikutnya, sebelum penutupan kongres, untuk pertama kalinya
diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman.
Kongres Pemuda II ditutup dengan pengumuman rumusan hasil kongres.
Peserta Kongres Pemuda II berasal dari berbagai wakil organisasi
pemuda, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong
Sumatranen Bond, dan Jong Islamieten Bond.<span style="font-size: 78%;"><br /></span></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06856720216644198670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5889752232934332108.post-52460789545856084712012-10-24T17:56:00.000-07:002012-10-24T17:56:57.469-07:00Hari Sumpah Pemuda <div dir="ltr" style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<b>Hari Sumpah Pemuda</b> | <b>Merenungi Hari sumpah Pemuda</b> | Apa<span id="goog_1205185680"></span><span id="goog_1205185681"></span>
yang saya rasa terjadi dan dialami Pemuda sekarang ? Sedikit-sedikit
salah, sedikit-sedikit salah, itu yang dirasakan oleh anak muda dalam
hubungannya dengan generasi lebih tua. Setidaknya itu yang disampaikan
oleh beberapa teman kepada saya dalam beberapa diskusi. Kalau generasi
tua senang maka dia hanya menyampaikan pujian, untuk menyenangkan hati
saja, coba kalau posisinya terancam, maka buru-buru akan mencari
kambing hitam, dan lagi-lagi anak muda yang punya sasaran empuk. </div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5889752232934332108" name="more"></a><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu tidak semua generasi tua demikian, banyak juga yang masih peduli
dengan gigihnya anak muda memperjuangkan kebenaran, walaupun jumlah
mereka tidak banyak, tapi patut kita beri apresiasi. Karena genarasi
tua untuk golongan yang saya sebut di awal tadi, lebih ekstrim lagi
mereka menganggap generasi muda sebagai pesaing mereka, dan mereka
siap-siap membentengi diri agar posisi mereka tetap aman.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai pribadi mungkin orang-orang Indonesia mengalami kemajuan,
tetapi secara organisasi atau Indonesia sebagai Negara, bisa jadi
Indonesia jalan ditempat. Mari kita bandingkan dengan Negara maju,
teknologi mereka dari tahun ketahun semakin maju, mereka konsisten dalam
mengembangkan sesuatu, tapi mari kita lihat Negara kita, dulu kita
hampir bisa memproduksi pesawat-pesawat komersil, tapi sekarang
bagaimana? Saya kira kalau pun bisa tidak sehebat dulu, ini artinya kita
mengalami kemunduran. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa demikian? Negara maju melakukan kaderisasi secara massif, mereka
melakukan pengembangan sumber daya manusia dari tahun-ketahun,
bagaimana agar katakanlah teknolgi dimasa yang akan dating lebih baik
dari masa sebelumnya. Sehingga teknologi mereka semakin hari semakin
baik, karena generasi tua membina generasi muda secara baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi juga tidak sepenuhnya kesalahan generasi tua saja, kita perlu
adil dalam menyikapi ini. Generasi muda juga harus mau berkomunikasi
dengan generasi tua sehingga, transfer ilmu, teknologi, dan semua
kebaikan yang dimiliki oleh generasi tua dapat bermanfaat bagi generasi
muda tentunya akan diteruskan oleh generasi yang akan datang.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Terlepas dari kontroversi tentan sumpah pemuda, apakah eksistensinya
menjadi sakral karena kepentingan politik, bagi saya yang terpenting
adalah bagaimana momen ini kita jadikan spirit untuk melakukan perubahan
untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Maaf bila tulisan ini kurang berkenan di hati.. </div>
</div>
Description: <span itemprop="description">Hari Sumpah Pemuda</span>
Rating: <span itemprop="rating">4.5</span>
Reviewer: <span itemprop="reviewer">Dadang Supriadi</span>
ItemReviewed: <span itemprop="itemreviewed">Hari Sumpah Pemuda</span><br />
<div class="vcard" id="hcard- Dadang Supriadi">
<span class="fn n">
<span class="given-name">Posted by: Dadang Supriadi</span>
</span>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06856720216644198670noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5889752232934332108.post-65775158756914762612012-10-24T17:52:00.005-07:002012-10-24T17:52:57.763-07:00SOEMPAH PEMOEDA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZebc4naHwFZbGxuHFPJR-kvKtW6J9CqDZID_zmq111gJqM9wg1g6M5PehXBRGSBu6cO4HV73KGZEvSO5y3NNagnsK06ueHYRdnm4r2vDTkoeGMWJmxRqUAfLfLWMjj09joX6x16D_Ps/s1600/teks.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZebc4naHwFZbGxuHFPJR-kvKtW6J9CqDZID_zmq111gJqM9wg1g6M5PehXBRGSBu6cO4HV73KGZEvSO5y3NNagnsK06ueHYRdnm4r2vDTkoeGMWJmxRqUAfLfLWMjj09joX6x16D_Ps/s1600/teks.gif" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>SOEMPAH PEMOEDA</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>Satoe :</strong><br />
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,</div>
TANAH AIR INDONESIA<br />
<strong>Doea :</strong><br />
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,<br />
BANGSA INDONESIA<br />
<strong>Tiga :</strong><br />
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,<br />
BAHASA INDONESIA<br />
Djakarta, 28 Oktober 1928<br />
<strong><em>Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia</em> – Bung Karno.</strong><br />
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober
1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh
rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya
bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah
dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah
kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah
yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan
tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli,
tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga
berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus
1945.<br />
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas
ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi
terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan
kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.<br />
Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi bangsa ini.
Sumpah pemuda berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas
bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa. Ini mengingatkan
kembali <strong>jati diri kita sebagai bagian dari NKRI</strong> yang harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala macam tantangan, ancaman maupun krisis.<br />
Sudah selayaknya kita bersatu dan memperkuat ikatan satu sama lain
agar Indonesia tetap kokoh dan bertahan ditengah krisis global yang
mengancam ekonomi negeri ini. Sumpah Pemuda membawa berita baik bahwa
sampai saat ini kita masih disatukan oleh tanah air, bangsa dan bahasa
Indonesia. Persatuan dan Kesatuan merupakan langkah dasar kemajuan suatu
bangsa. <strong>Selamat Hari Sumpah Pemuda!</strong><br />
Dari berbagai sumber.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06856720216644198670noreply@blogger.com0